Kutunggu-tunggu
kau melintas di depanku
Begitu benarkah
lamanya
Sangat ingin aku
menengurmu dalam sapa
Fajar pun yang
tak kunjung teraih
Begitu benarkah
sukarnya
Kemarauku menggigil
dalam nyala
Musim tempat berbagi
yang perih
Tanganku inikah
tangan dukana
Menjulur-julur
dari kemah berkibar badai
Suara tanah yang
hama sepanjang bencana
Warna papa
tergapai, sapuan tak sampai-sampai
Kutunggu-tunggu
kau melintas di depanku
Begitu benarkah
jarak zamannya
Sangat ingin aku
menyapamu dalam tegur
Dan kau balas
dengan senyum menghibur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar