Sebuah ilustrasi : “Kenapa Aku Harus Lahir di Palestina?”
Sejak tahun 1967 masa zionis menduduki tanah Palestina, sejak itu pula
tak ada kedamaian baik siang ataupun malam. Suara rudal dan rentetan
peluru tak henti seakan seperti “nyanyian” yang setiap hari terdengar.
Seringkali yang terlihat setelah itu adalah mayat-mayat bersimbah darah,
mereka adalah para laki-laki dewasa, pemuda, perempuan dan anak-anak
bahkan bayi yang barangkali usianya baru beberapa hari terlahir di
dunia.
Seorang anak yang masih polos dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi di negerinya, bertanya pada ibunya :
Anak : Wahai Ummi, apa yang sedang terjadi di tanah kita ini? Kenapa
setiap hari yang kulihat bukanlah dunia yang indah melainkan darah dan
mayat yang bergelimpangan tanpa henti? Kapan ini semua akan berakhir?”
Ibu : Anakku, kita sedang berjuang membebaskan dan mempertahankan diri dari mereka yang ingin menguasai tanah para Nabi ini.
Sang anak terdiam dan belum sepenuhnya bisa mengerti jawaban dari sang ibu. Tak lama kemudian ia bertanya lagi :
Anak : Ummi, kenapa aku harus lahir di Palestina? Kenapa aku tidak
lahir di negeri yang damai dan tentram saja, dimana aku bisa bermain dan
tertawa sepuasnya? Dimana aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus
takut kembang api di langit itu akan menghancurkan rumah kita? “
Ibu : Karna jika engkau lahir di belahan bumi yang lain, engkau mungkin
tidak akan mendapatkan dua kemuliaan sebagai seorang muslim sejati
wahai anakku. Hidup mulia atau mati syahid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar